selamat datang blok andra

Rabu, 29 September 2010

para lansia buta aksara diajarkan baca tulis


BIMBING: Ny Khoriyah sedang membimbing para ibu buta aksara di lingkungan Kota Baru, Selasa (28/9).

Lansia Buta Aksara Diajarkan Baca Tulis
           
LAPOS, Lahat - Buta keaksaraan di Kabupaten Lahat wajib diberantas, karena pemerintah menginginkan agar Bumi Seganti Setungguan harus bebas dari keaksaraan, baik itu membaca, tulis maupun baca tulis dalam Alquran.
            Seperti apa yang dilakukan Muslimat NU Lahat sangat tepat sekali, lansia yang tidak tamatan SD dan buta keaksaraan dikumpulkan lalu diajarkan cara menulis dan membaca Alquran.
            “Memang program ini baru digelar, sebelum lebaran tadi. Karena kegiatan ini merupakan salah satu program Muslimat NU untuk keaksaraan. Alhamdullilah saya ditunjuk sebagai pembimbing yang mengajarkan para lansia khususnya yang buta keaksaraan di wilayah Kota Baru,” kata Khoiriyah kepada Lapos, Selasa (28/9).
             Dikatakan olehnya, selain memberikan pembelajaran tentang menulis dan membaca pada umumnya, para lansia tersebut juga diberikan pembelajaran membaca Alquran. “Untuk saat ini jumlah anggota kita sebanyak sepuluh orang yang kesemuanya ini para lansia yang buta aksara. Oleh karena itulah dalam seminggu saja kegiatan ini kita lakukan tiga kali tergantung mereka yang menentukannya,” ucapnya.
            Bagi Khoiriyah, tak hanya siang saja kegiatan tersebut digelar, termasuk malam pun juga dilaksanakan. “Jika mereka banyak kerjaan siangnya dan tak dapat melaksanakan pelajaraan ini, mungkin kita lakukan malamnya. Karena mereka ingin agar bebas dari buta aksara,” lanjutnya.
            Dirinya menegaskan, dengan tujuan pemberian pembelajaran terhadap keaksaraan, kiranya warga yang tak dapat membaca dapat membaca, dan yang tak dapat menulis juga bisa menulis.
“Dengan tujuan kita seperti inilah, para lansia yang buta akan keaksaraan dapat kita bimbing supaya nantinya mereka bebas dari keaksaraan. Yakni bisa menulis, baca, dan bisa baca Alquran,” terangnya Khoriyah.
            Tak hanya itu saja, ia mengharapkan, supaya pemerintah Lahat dapat memperhatikan program tersebut. “Kita menginginkan supaya ada perhatian dari pemerintah. Karena Lahat ini bisa bebas dari keaksaraan,” harapnya.
            Sementara Isna (60) warga Kota Baru mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermakna dan bermenfaat bagi warga yang buta aksara. “Kite ni senang nian dapat belajar. Apelagi kite diajarke bace, nulis, ngaji. Pe lagi dak katek ape-ape kite nich, karene uhang duson cume gawe kebon, ngume bae, dem tu bahek ke umah. Dan banyak menfaatnye kite belajar bace, karana kite ni nak bebas dari keaksaraan,” pungkasnya dengan logat berbahasa Lahat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Photography Templates | Slideshow Software